Puaslah dengan pilihan Allah untuk anda

Jangan sekali-kali engkau berburuk sangka terhadap Tuhanmu karena sesungguhnya Allah lebih utama untuk disyukuri (karunia-Nya) 

Betapa indahnya apa yang telah dikatakan oleh Hajar RA, istri Nabi Ibrahim AS, dan juga ibunda Isma’il AS, 
ketika suaminya meletakan dia dan anak laki-lakinya di sebuah lembah yang tidak ada tetanamannya, lalu Ibrahim AS pergi dan telinganya mendengar berulang-ulang ucapan Hajar yang mengatakan kepadanya:

“Wahai Ibrahim, kemanakah engkau akan pergi dan meninggalkan kami dilembah ini yang tidak ada penghuninya dan tidak pula ada sesuatu?”

Ibrahim tidak menoleh ke arahnya, lalu Hajar bertanya kepadanya:
“Apakah Allah telah memerintahkan ini kepadamu?”

Nozzle Lubang 4 Gepak Bengkok


Ibrahim AS baru menjawab: “Ya!”

Hajar berkata: “Kalau begitu, Dia tidak akan menelantarkan kami.”

Memang benar, Allah tidak akan menelantarkan hamba-hamba-Nya yang shalih.

Bukankah sebelumnya Allah SWT telah memberikan ganti anak yang lebih baik kepada sepasang suami istri yang kisahnya disebutkan dalam surat Al-Kahfi melalui firman-Nya:

“Dan adapun anak itu, maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya daripada anak itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (QS.18:80-81)

Bukankah Allah SWT memelihara harta kekayaan milik seorang lelaki shalih untuk kedua anaknya, ketika teman Musa (Khidir) memerintahkan agar tembok yang hampir roboh itu ditegakkan kembali.

Selanjutnya, teman Musa itu mengokohkannya seperti semula sampai kedua anak lelaki shalih itu tumbuh dewasa dan mengambil harta terpendam milik bapak mereka berdua,

Sambungan Selang Cabang Tiga 1/4


Sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman-Nya:
“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhanmu menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu.” (QS.18:82)



Aku tidak mampu mengubah masa lalu dan aku sekarang tidak mampu untuk mengetahui apa yang bakal terjadi pada masa mendatang. 
Untuk itu, mengapa aku harus menyesali masa lalu atau merasa cemas dengan masa mendatang?.

Artikel Menarik Lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads

Populer