Sesudah perjuangan akan diraih kemenangan yang menyenangkan

Hiburlah kesedihanmu, 
tiada sesuatu pun yang kekal 
dan kesedihanmu juga pasti tidak akan selamanya. 

Berikut ini adalah isi surat seorang istri seusai menjalani bulan madunya, yang ditujukan kepada ibunya. 

Ia mengatakan dalam suratnya sebagai berikut:

“Wahai ibu tersayang, hari ini aku kembali ke rumahku yang kecil lagi sederhana yang telah disediakan oleh suamiku sesudah menjalani masa bukan madu.

Sebenarnya aku berharap agar engkau tinggal di dekatku, wahai ibuku tersayang, supaya aku dapat menceritakn kepadamu semua pengalaman yang ku alami dalam kehidupan baruku bersama suamiku. 
Sesungguhnya suamiku adalah seorang lelaki yang baik. 

Dia mencintaiku dan sebaliknya aku pun mencintainya. Aku berupaya semampuku untuk membuatnya puas dalam segala hal. 

Percayalah, wahai ibuku tersayang, sesungguhnya aku memelihara semua nesehatmu dan melakukan semua pesan yang engkau berikan kepadaku. 

Aku masih teringat setiap kalimat, setiap huruf yang engkau katakan kepadaku dan engkau bisikan ke telingaku seraya merangkul dan memelukku ke dadamu dengan penuh kasih sayang pada malam pernikahanku.

   Sesungguhnya aku melihat dan menilai kehidupan ini sebagaimana penglihatan dan penilaianmu kepadanya. 

Sesungguhnya engkau adalah teladanku yang terbaik. 

Tiada sasaran bagiku, selain mengikuti apa yang pernah engkau lakukan kepada ayahku yang baik dan juga kepada kami semua sebagai anak-anakmu. 

Sesungguhnya engkau telah memberikan kepada kami semua cinta dan sayangmu. 

Engkau telah mengajari kami makna kehidupan dan bagaimana kami harus menghayatinya. 
Engkau juga telah menebar dengan tanganmu sendiri benih-benih kecintaan ke dalam kalbu kami.

Sok Selang 1/8*1/4


   Kudengar suara kunci pintu kamar berputar. Itu pasti suamiku, sesungguhnya dia ingin membaca suratku kepadamu. 

Dia ingin mengetahui apa yang ku tulis buatmu, wahai ibuku tersayang. 

Dia ingin bergabung denganku menghabiskan saat-saat yang bahagia bersamamu melalui suratku yang kuresapi dengan segenap jiwa dan pikiranku. 

Ternyata dia ingin agar aku menyerahkan penaku kepadanya dan memberinya kolom dalam surat ini, karena dia pun ingin menulis buatmu. 

Salam ciumku buatmu, wahai ibu tersayang, juga buat ayah tersayang dan semua saudaraku tersayang. Sampai jumpa nanti di lain kesempatan.”

Senyum itu sama sekali tidak berat, namun banyak memberi guna

Artikel Menarik Lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads

Populer