Kebanyakan terjadinya problem berasal dari hal-hal yang sepele

Tidakkah kau lihat diriku setiap kukunjungi rumahnya ku temui dia menyambutku dengan baik meskipun keadaannya tidak baik 


   Sesungguhnya hal yang amat disayangkan bahwa banyak hal-hal sepele menimbulkan badai terhadap kesadaran ribuan macam orang, menghancurkan rumah tangga mereka, memecah belah persahabatan di antara sesama mereka, dan membiarkan mereka hidup di dunia ini dalam keadaan di rundung oleh kebingungan dan kekecewaan.

Vlugring 3/8*1/4

Dale Carnegie menjelaskan kesudahan parah yang di akibatkan oleh sikap memperturutkan kemauan terhadap hal-hal yang sepele ini melalui keterangan berikut:
 
“Sesungguhnya hal-hal kecil dalam kehidupan rumah tangga bisa saja mencabut kesadaran akal para suami-istri, sehingga berakibat mewabahnya separoh penyakit hati yang di derita oleh semua penduduk dunia.”

   Paling tidak hal-hal kecil tersebut menyebabkan timbulnya berbagai masalah rumah tangga yang telah di tegaskan oleh para ahli, sebagaimana yang dikemukakan oleh hakim Yoseph Sabath, salah seorang hakim Chicago, sesudah melakukan penelitian terhadap 40 ribu kasus perceraian:
 
“Sesungguhnya anda benar-benar akan menjumpai bahwa hal-hal yang sepele selamanya selalu berada di balik setiap kesengsaraan yang di alami dalam hubungan perkawinan.”

   Frank Hogan, seorang jaksa penuntut di kota New York, mengatakan bahwa sesungguhnya separoh kasus yang di ajukan ke peradilan kriminal mempunyai latar belakang karena hal-hal yang sepele, seperti pertengkaran antar anggota keluarga, hinaan yang sepintas, kata-kata yang melecehkan, atau isyarat yang mengejek.

Sambungan Selang Cabang Tiga 5/16

   Memang sedikit di antara kita yang mempunyai kepribadian yang tegar. Bertubi-tubinya hantaman yang mengarah pada jati diri, kebesaran dan kehormatan kita, merupakan penyebab yang melatar-belakangi separoh problema yang di derita oleh seluruh penduduk dunia.

Sesungguhnya nikmat paling besar yang harus dipelihara adalah kebaikan manakala dapat memenuhi jiwa dan membahagiakan keadaan.

Artikel Menarik Lainnya:

Hindarilah sikap mengeluh dan rasa tidak puas

Barang siapa yang takut mendaki gunung yang tinggi, Niscaya akan hidup selamanya di antara galian yang dalam. 

   Salah seorang di antara mereka yang banyak pengalaman mengatakan:
“Saat aku berusia antara 20 hingga 30-an tahun, aku terbiasa dengan sikap berang, tidak puas dan suka mengeluh, padahal saat- saat itu hidupku berlimpah dengan kesenangan. Demikian itu karena aku tidak mengetahui kebahagiaanku. Aku tidak mengetahui bahwa sebenarnya aku hidup bahagia."
   Sekarang saat kulampaui usia 60 tahun, kuketahui dengan yakin bahwa betapa bahagianya aku saat aku berada di usia 20 hingga 30-an tahunku.

 Akan tetapi, kesadaranku itu baru kurasakan sesudah nasi menjadi bubur, hingga tinggal kenangan semata, yaitu kenangan yang hanya tinggal penyesalan di masa kini.

 Seandainya aku menyadari hal tersebut pada saatnya, tentulah hidupku penuh dengan kegembiraan yang besar dan pastilah aku tidak pernah mengenal apa artinya keluhan atau rasa tidak puas saat usiaku berada di puncak kemudaanku yang begitu ceria.

 Aku juga pasti tidak akan menutupi kebahagiaanku yang sedang mekar-mekarnya itu, yang hanya baru dapat kurasakan saat sekarang, saat usiaku sudah layu.

   Oleh karena itu, kusarankan kepada para pembaca yang budiman: 
“Nikmatilah kebahagiaan anda dengan gembira dan penuh perasaan serta resapilah dengan segenap perasaan anda kesegarannya yang memekar di hadapan anda.

 Lupakanlah semuanya dan janganlah anda lihat sisi lainnya yang menampilkan kelemahan anda, sehingga anda menjadi mangsa bagi keadaan yang penuh dengan keluhan dan ketidak-puasan.
 Kalau anda tetap bersikap menunggu sehingga masa sekarang yang penuh kebahagiaan itu menjadi masa lalu. 
Anda pasti akan menangisinya dengan air mata. Anda akan melihat pada saatnya bahwa betapa bahagiaanya anda saat itu.

 Akan tetapi, anda tidak dapat merasakannya dan tidak dapat melihatnya dan tiada lain yang ada di hadapan anda sesudah segalanya berlalu, kecuali hanya penyesalan dan kesedihan yang anda reguk di penghujung usia anda yang sudah layu.

Seorang wanita dapat mengubah rumah tangga menjadi surga sebagaimana ia dapat pula mengubahnya menjadi neraka yang tak tertahankan

Artikel Menarik Lainnya:

Teman yang pesimistis akan mendatangkan kesusahan

Berapa banyak urusan yang berkesudahan dengan kegembiraan, padahal permulaanya terasa begitu menyedihkan

   Seseorang akan terpengaruh oleh perangai dan akhlaq orang yang ditemaninya. 

Apabila orang yang menjadi sahabat, teman hidup, kawan sekedudukan, atau teman sepergaulannya, adalah orang yang berwatak tenang, berwajah cerah, berjiwa periang, dan penuh dengan keoptimisan dalam hidupnya, sifat dan perangai yang baik ini pun akan mempengaruhi temannya.
   Sebaliknya, apabila teman sepergaulannya adalah seseorang yang berwajah murung, berwatak sulit, berpandangan pesimistis terhadap kehidupan, selalu cemas, lagi senantiasa gundah, maka sesungguhnya ia menebarkan kuman kecemasan yang hitam kepada temannya dan menularkan penyakit itu kepadanya.

   Dalam mencari teman, tidak selayaknya anda terbatas hanya dengan manusia saja. Demikianlah karena ada banyak buku serta berbagai program TV dan Radio, yang dapat anda jadikan teman.

 Di dalamnya terkandung hal-hal yang optimistis dan juga yang pesimistis, dan di dalamnya terkandung pula hal yang dapat menimbulkan kecemasan dan juga hal yang dapat menimbulkan ketenangan.

 Adapun peran buku-buku itu sendiri sama halnya dengan musim, ada musim semi dan adapula musim gugurnya. 

Apabila seseorang berhasil memilih bacaannya dengan baik dan menelaah buku-buku yang menggugah dirinya untuk bersikap optimistis dan menumbuhkan kecerahan dalam diri untuk menyambut kehidupan dan memacunya untuk berjuang meraih keberhasilan dan menanamkan rasa percaya diri, berarti dia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri dan membukakan bagi kehidupannya berbagai wawasan yang dapat mendatangkan untuk dirinya hembusan angin segar penuh dengan aroma yang menyenangkan lagi begitu indah.
 Apabila seseorang salah dalam memilih bahan bacaannya sehingga ia membaca buku-buku yang dapat menimbulkan kecemasan, menanamkan keraguan terhadap norma-norma kebaikan, memunculkan rasa tidak percaya kepada orang lain, dan menumbuhkan sikap pesimistis terhadap kehidupan dan juga terhadap orang lain, maka sesungguhnya orang yang bersangkutan akan terpengaruh olehnya bagaikan kulit sehat yang tertulari oleh penyakit kurap. 

Adakalanya pula sikap tersebut akan mencemari kehidupanya sehingga membuatnya menjadi keruh.


Sesungguhnya jalan kebahagiaan berada di depan anda. 
Carilah ia melalui ilmu, amal shalih, dan akhlaq yang utama. 
Jadilah anda seorang yang bersikap sederhana dalam semua urusan, 
Niscaya anda akan beroleh kebahagiaan.

Artikel Menarik Lainnya:

Sebaik-baik perkara adalah yang paling pertengahan

   Bagi tiap-tiap keadaan pasti ada dampaknya dan adakalanya hal yang tidak engkau sukai akan memperlihatkan kepadamu hal yang kau sukai kesudahannya.

   Dr. Musthafa Mahmud (ahli Mikrobiologi, pent) telah mengatakan: 
“Aku merasa bahagia karena aku orang yang sederhana. Pemasukanku tidak berlebihan, kesehatanku wajar-wajar saja, kehidupanku sederhana, dan yang kumiliki dari segala sesuatu hanyalah sederhana saja. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa aku dituntut untuk mempunyai lebih banyak lagi motivasi dan motivasi itu sendiri adalah hidup. Motivasi dalam hati kami adalah kehangatan hidup kami yang sesungguhnya dan ia adalah modal utama yang dapat membangun kebahagiaan kami.”
   Sesungguhnya aku berdoa kepada Allah untuk pembaca beberapa baris kalimat semoga Allah menganugrahi kehidupan yang sederhana dan memberinya hal yang sederhana dari segala sesuatu. Inilah doa yang baik, demi Allah Yang Maha Besar.

   Ibuku tidak pernah mengerti filsafat, tetapi dia memiliki fitrah yang jernih sehingga dapat memahami makna ungkapan “Sebaik-baik perkara adalah yang paling pertengahan” sekali pun tidak pernah mempelajarinya.

 Dia mengungkapkannya dengan istilah yang sederhana, tetapi mampu memberikan gambaran yang jelas, yaitu “Berilah kecukupan” artinya sesuatu yang sedikit, tetapi mengandung barakah yang banyak.

Senyuman dusta merupakan gambaran nyata dari kemunafikan

Artikel Menarik Lainnya:

Berimanlah kepada taqdir yang baik dan yang buruk

Perbendaharaan qana’ah tidak akan mengkhawatirkan
 karena tidak memerlukan para penjaga atau para pengawal.

   Allah SWT telah berfirman:
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu tidak berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu tidak terlalu gembira terhadap apa yang di beri-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.57:22-23)

Sambungan Selang Cabang Tiga 1/4

    Allah SWT telah berfirman pula:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.2:216)

    Iman kepada qadha’ dan qadar mempunyai peran yang besar dalam menenangkan hati saat mengalami musibah, terlebih lagi bila hamba yang bersangkutan mengetahui secara tepat bahwa Allah SWT Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya.

 Bahwa Dia menghendaki kemudahan bagi mereka dan bahwa Dia Mahabijaksana lagi Maha Melihat. 
Dia menyimpan pahala untuk mereka di akhirat, maka Dia memberi kepada orang-orang yang sabar pahala mereka secara lengkap tanpa perhitungan.

 Bila kesabaran direnungkan dan diamalkan, adakalanya kesedihan karena musibah dan menahan deritanya, berbalik keadaannya menjadi kesenangan dan kebahagiaan, tetapi tidak semua orang mampu melakukan hal tersebut.

   Berikut langkah-langkah yang dapat anda tempuh untuk meringankan bencana dan musibah serta membuatnya mudah untuk dapat diterima oleh diri.

Dobel Sok 3/8*3/8

  1.  Gambarkanlah adanya musibah yang jauh lebih besar daripada apa yang menimpa diri anda dan lebih buruk kesudahannya.
  2.  Renungkanlah keadaan yang dialami oleh orang yang tertimpa musibah yang jauh lebih besar dan lebih keras daripada musibah yang menimpa anda.
  3.  Lihatlah nikmat dan kebaikan yang telah anda peroleh, sedang banyak orang lain yang terhalang dari mendapatkannya.
  4.  Janganlah anda menyerah pada perasaan terpuruk yang biasanya mengiringi musibah.

Allah SWT telah berfirman:
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS.94:6)


Salah satu hal yang dapat membahagiakan jiwa orang lain adalah senyuman tulus yang muncul dari hati yang paling dalam.

Artikel Menarik Lainnya:

Ads

Populer