Keselamatan Memelihara Kehormatan

Wahai Tuhan semesta alam, sesungguhnya aku berserah diri kepada Engkau.
Ya Tuhanku, kasihanilah kelemahan kami, Engkau adalah Maha Penyayang.

Sesungguhnya saya telah membaca puluhan novel hasil karya tulis para seniman, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, yang suka pada hal-hal yang tidak berguna, hal-hal yang melalaikan, dan hal-hal yang main-main, baik yang masih hidup dari kalangan mereka maupun yang sudah tiada.

Saya hanya bisa berkata:
“Betapa ironisnya! Dimanakah kaum muslim laki-laki dan perempuan,
dimanakah orang-orang yang shidiq (benar) dari laki-laki dan perempuan,
dimanakah orang-orang yang puasa dari laki-laki dan perempuan,
dimanakah para ahli ibadah dari laki-laki dan perempuan,
dimanakah orang-orang yang khusyu’ dari laki-laki dan perempuan?”

Spuyer Kompor Drat 1/4 Panjang

Apakah usia kita yang terbatas dan relatif singkat ini cukup memadai untuk disia-siakan dengan cara membuang-buangnya untuk main-main dan tiada artinya seperti ini dan digunakan untuk melakukan hal-hal yang tolol lagi durhaka?

Apakah anda mempunyai usia cadangan selain ini?
Apakah anda mempunyai hari lain selain hari-hari ini?
Apakah anda mempunyai janji yang kuat disisi Allah yang menjamin bahwa anda tidak bakal mati?

Tidak, demi Allah! Bahkan yang ada hanyalah ilusi, persangkaan yang dusta, dan angan-angan yang kosong.

Kalau demikian, lakukanlah evaluasi terhadap diri sendiri, perbaharuilah arah tujuan, dan bersemangatlah dalam melangkah. 

Segeralah bergabung dengan kafilah dan naikilah perahu keselamatan.


Memelihara kehormatan dan rasa malu

Manakala hati ini menjadi keras dan semua jalanku terasa sempit, kujadikan harapanku kepada ampunan-Mu sebagai tangga keselamatan.

Bukankah telah datang kepada anda berita tentang Ummu Salamah RA, istri Nabi SAW, saat ia mendengar suaminya bersabda:
 “Barang siapa yang menyeret kainnya karena sombong, maka Allah tidak akan memandangnya pada hari Kiamat nanti.”

Ummu Salamah bertanya: “Bagaimanakah kaum wanita harus berbuat terhadap ujung kainnya?”
Nabi SAW menjawab: “Hendaklah mereka menjulurkan sejengkal.”
Ummu Salamah bertanya: “Kalau begitu, mata kaki mereka akan kelihatan.”
Nabi SAW menjawab: “Maka hendaklah mereka menjulurkannya sehasta dan tidak boleh lebih.”

Alangkah baiknya engkau, wahai Ummul Mukminin!
Alangkah baiknya engkau, wahai Ummu Salamah. Meskipun kaum wanita mukmin bukan termasuk orang-orang yang congkak dan bukan pula orang-orang yang sombong, melainkan mereka adalah kaum wanita yang mencintai suami-suami mereka, memelihara kehormatannya, suci dan terhormat, tidaklah pantas bila mata kaki mereka kelihatan. 
Untuk itu, kain yang mereka kenakan harus memiliki sedikit ekor yang mereka seset di atas tanah di belakang mereka agar kaum lelaki tidak dapat melihat sesuatu pun dari bagian tubuh mereka.

Berbeda halnya dengan kaum wanita masa kita sekarang ini, kecuali sebagian orang yang dirahmati oleh Tuhan anda maka sesungguhnya sikap mereka dalam berpakaian kebalikan dari apa yang telah disebutkan di atas. 

Mereka justru mengangkat tinggi-tinggi menurut selera mereka karena takut basah atau takut debu. Bahkan bila perlu, mereka tega menanggalkannya karena mengikuti cara berpakaian wanita-wanita kafir yang mengobral kecantikan tubuhnya. 

Mereka punya beribu alibi untuk menguatkan alasan cara pakaian buka-bukaan dan keseronokan yang mereka gemari. 

Benar-benar tiada daya dan tiada upaya, kecuali dengan pertolongan Allah. 

Adapun kaum pria, mereka tidak punya rasa cemburu sama sekali, kecuali hanya tinggal namanya sebagai pria. 

Kaum pria berjalan di samping mereka yang berpakaian buka-bukaan itu tanpa mempedulikannya. 

Sesungguhnya rasa malu benar-benar telah hilang dari mereka.

Seseorang masih hidup dengan baik selama punya rasa malu
Sebagaimana batang kayu masih akan tetap lestari
Selama terbungkus oleh kulitnya
Tidak, demi Allah, tiada kebaikan bagi hidup ini
Dan tiada pula bagi dunia ini
Apabila rasa malu telah sirna darinya

Artikel Menarik Lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads

Populer