Orang yang tidak punya citra keindahan dalam jiwanya tidak akan dapat melihat sesuatu pun yang indah-indah di alam wujud ini.
Dalam sebuah Hadits Shahih disebutkan bahwa Asma’ pernah menceritakan perihal kehidupannya sebagai berikut:
"Zubair menikahiku, sedang dia tidak punya suatu harta pun, kecuali kudanya. Selanjutnya, akulah yang mengurus dan yang memberinya makan. Aku bisa menumbuk biji kurma untuk makannya bila digunakan untuk mengangkut air dan aku biasa menimba dan mengadon roti. Aku biasa mengangkut biji kurma dari tanah Zubair yang diberikan oleh Rasulullah SAW bersama dengan beberapa orang sahabat lainnya. Suatu hati Rasulullah memanggilku dan menghentikan untanya dengan maksud untuk memboncengkanku di belakangnya. Akan tetapi, aku malu dan aku teringat kapada Zubair yang sangat pencemburu.”
Asma’ malanjutkan kisahnya:
“Setelah aku tiba di rumah, kuceritakan hal itu kepada Zubair, maka ia berkata:
‘Demi Allah, sesungguhnya aku lebih cemburu bila kamu memanggul biji kurma daripada kamu membonceng di belakang Rasul SAW’”
Asma’ melanjutkan kisahnya:
“Akhirnya, Abu Bakar sesudah itu mengirimkan seorang pembantu untukku yang kemudian pembantulah yang menggantikanku mengurus kudanya, maka seakan-akan dia telah memerdekakan diriku.”
Sesudah semua kesabaran yang telah dijalaninya itu, berlimpahlah kesenangan yang datang kepadanya dan juga kepada suaminya. Akan tetapi, dia tidak congkak dengan kecukupan yang didapatinya.
"Zubair menikahiku, sedang dia tidak punya suatu harta pun, kecuali kudanya. Selanjutnya, akulah yang mengurus dan yang memberinya makan. Aku bisa menumbuk biji kurma untuk makannya bila digunakan untuk mengangkut air dan aku biasa menimba dan mengadon roti. Aku biasa mengangkut biji kurma dari tanah Zubair yang diberikan oleh Rasulullah SAW bersama dengan beberapa orang sahabat lainnya. Suatu hati Rasulullah memanggilku dan menghentikan untanya dengan maksud untuk memboncengkanku di belakangnya. Akan tetapi, aku malu dan aku teringat kapada Zubair yang sangat pencemburu.”
Asma’ malanjutkan kisahnya:
“Setelah aku tiba di rumah, kuceritakan hal itu kepada Zubair, maka ia berkata:
‘Demi Allah, sesungguhnya aku lebih cemburu bila kamu memanggul biji kurma daripada kamu membonceng di belakang Rasul SAW’”
Asma’ melanjutkan kisahnya:
“Akhirnya, Abu Bakar sesudah itu mengirimkan seorang pembantu untukku yang kemudian pembantulah yang menggantikanku mengurus kudanya, maka seakan-akan dia telah memerdekakan diriku.”
Sesudah semua kesabaran yang telah dijalaninya itu, berlimpahlah kesenangan yang datang kepadanya dan juga kepada suaminya. Akan tetapi, dia tidak congkak dengan kecukupan yang didapatinya.
Dia menjadi seorang yang dermawan lagi mulia dan tidak pernah menyimpan sesuatu untuk hari esoknya, dan adalah Asma’ bila sakit, ia duduk menunggu hingga sembuh. Sesudah itu dia memerdekakan semua budak yang dimilikinya.
Dia berpesan kepada anak-anak perempuannya dan juga kepada keluarganya: “Berinfaq dan bershadaqahlah kalian, jangan sampai kalian menunggu datangnya kelebihan!”
Hidup ini indah bagi orang-orang yang beriman dan pahala akhirat itu di sukai oleh orang-orang yang bertaqwa. Hanya merekalah orang-orang yang bahagia itu.
Artikel Menarik Lainnya:
- Anda adalah orang yang beruntung dalam keadaan apa...
- Kiat menjadi wanita paling anggun di dunia
- Masukilah taman pengetahuan
- Hari yang penuh barakah
- Wanita pejuang yang pertama
- Puncak kemuliaan dan kedermawanan yang habis-habis...
- Kisah seorang wanita yang membuat keajaiban
- Kalbu orang-orang yang merindukan surga
- Bersungguh-sungguhlah
- Merenunglah sejenak untuk menanyai diri sendiri de...
- Kunci meraih keberhasilan
- Tersenyumlah untuk hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar